Maret 22, 2008

Menang, bukan berarti yang terkuat

Buat yang The Omen aku gak banyak komentar, tapi buat yang Naruto, karena inspiring banget rasanya nggak adil dong kalo cuman aku anggap angin lalu.

Kenal Hyuuga Neji, salah satu karakter dalam plot cerita Naruto, diklaim sebagai ninja jenius oleh kelompoknya, tapi dalam sebuah kompetisi dia kalah oleh karakter underdog yang tidak lain adalah Naruto sendiri. Pun bagi Neji, dalam pertarunganya yang sangat heroik dengan manusia laba-laba yang (seharusnya) jauh lebih kuat dan punya jam terbang lebih tinggi. Dia, si manusia laba-laba, juga seorang jenius sejati. Disana digambarkan bisa mereveal teknik rahasia Neji dalam sekejap.

Ceritanya seru, tapi gak banyak aku ceritain disini. Yang pengen aku kisahkan adalah sekelumit pesan moral dari anime tersebut.

Apaan sih, hari gini masih percaya sama film kardus (minjem istilah temen).

Yoi..gak semua film kardus cengeng kok, menurutku malah lebih cengen sinetron Indonesia. Jadi masih ada aja pelajaran yang bisa kita perah.

Dari chapter yang aku tonton kemaren, sesuatu yang sangat tampak adalah: untuk menjadi pemenang, kita belum tentu harus menjadi yang terkuat.

Mmm…fisik banget kayaknya, perlu sedikit sentuhan biar lebih membumi. Maka mrenunglah aku untuk mengekstrak hikmah tersebut. Hasilnya, untuk menjadi pemenang, kuncinya adalah:

Aku
Kenali dirimu! ini yang paling susah. Kebanyakan orang akan silau ketika bercermin, sehingga bayangan yang terlihat tidak akurat. Jangan takut untuk mengetahui kelemahan kita, dan jangan sombong ketika tau kekuatan kita. Dan kebanyakan orang juga malu untuk mengungkapkan kelebihanya, alasannya: “Biar orang lain sajalah yang menilai keunggulan kita dimana”. Pulang aja ke hongkong kalo masih punya pikiran gitu.

naruto n friends

Kamu
Kenali temanmu! Mau gak mau kita pasti butuh teman. Begitupun dalam berkompetisi. Tujuanya hampir sama dengan tahapan aku, tapi untuk proses yang satu ini biasanya lebih mudah.

Mereka
Kenali musuhmu! Kenapa sih Amerika sampe punya puluhan satelit mata-mata dan menyebar ribuan agennya di seluruh dunia? Karena dia pengen tau segala sesutu tentang musuhnya. Mulai dari persenjataan, strategi politik, sampai sosial budaya negeri yang menjadi seterunya. Gak mungkir deh, kita aja lebih gampang membantai soal ujian kalo udah tau kisi-kisinya kan. Begitu juga dengan seni berperang, semakin banyak info tentang musuh, semakin besar peluang kita untuk menang.

Lapangan
Afganistan tidak bisa ditaklukan Uni Sovyet karena keuntungan medan. Uni Sovyet waktu itu sama sekali tidak familiar dengan suasana dan iklim gurun yang menjadi kancah pertempuran mereka. Terang saja pejuang Afghan sangat diuntungkan dengan kondisi ini, padahal teknologinya jelas ketinggalan dari Uni Sovyet. Nah dari sini jelas, tanpa mengetahui medan perang yang akan dituju, maka silahkan saja nunggu dewi fortuna turun dari langit sambil membawa bungkusan yang isinya kemenangan. Hampir mustahil men.. Justru sebisa mungkin kita berperang di daerang yang kita tidak akan mungkin kalah dengan musuh. Dalam bisnis, lapangan bisa diartikan dengan pasar.

Naruto with kunai..Senjata
Asah senjatamu! Peperangan pasti butuh yang namanya senjata, entah apapun itu bentuknya. Senjata disini maksudnya adalah kemampuan dan skill yang bisa menjadi andalan kita. Ketika kita sudah menemukan kelebihan kita, maka tak ada kata lain selain terus mengasahnya. jangan sampe senjata kita malah menjadikan kita terlena dan ahirnya harus bertekuk lutut dihadapan musuh gara-gara senjata yang tumpul.

Taktik
Setelah menggenggam semua elemen di atas, baru kita buat taktik untuk menang. Hendaknya tidak cuma satu strategi yang kita rencanakan, sebanyak mungkin strategi dengan berbagai kondisi pendukungnya. Jangan sungkan untuk mengubah strategi di tengah pertempuran ketika kita yakin strategi yang sedang kita pakai sudah kadaluawarsa. Dan perlu diingat tabiat dasar manusia, manusia itu tempat salah dan lupa, sehingga bukan tidak mungkin musuh kita akan melakukan kesalahan dalam pertempuran. Sikat saja kesempatan itu, gunakan kesalahanya sebagai senjata baru kita.

Dukun
Mental mudah sekali menurun. Dan dalam peperangan, siapa yang mentalnya jatuh lebih dahulu, dialah yang kalah. Untuk itu perlu “dukun” untuk selalu menyembuhkan mental kita yang terkoyak. Dukun disini bisa diartikan sebagi penasehat, mentor, pembimbing consegliere ataupun yang lain. Sering-seringlah untuk mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan, dan ini bisa dilakukan dengan dukun kita :D . asal milih dukunnya jangan dukun cabul aja ya.

I’am bad at giving up!
Ungakapan terkenal Naruto yang inspiratif. Tanamkan hal ini dalam-dalam, maka kemenangan (InsyaAllah) akan datang kepada kita, meskipun kita bukan kaum yang terkuat.

So…Mungkin masih banyak elemen yang lain yang belum disebutin, jadi apakah temen-temen punya jurus yang lain? Let the world knows..

0 komentar:

 

Free Blog Templates

Powered By Blogger

Easy Blog Trick

Powered By Blogger

Blog Tutorial

Powered By Blogger

© 3 Columns Newspaper Copyright by komtemplasi dalam simple concept | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks